Risma's few words

Please visit http://www.wattpad.com/Rismafebst for other story from this blog's owner.


As long as I know. There is two different story in our life. One is dream, and other is reality.

Dream. Everyone have, I mean, everyone must have a dream. It's like the goal of our life. What we are fighting for. What we are dying for. But sometimes, a dream can be hard and hurt. It's depend on reality.

Reality. This is what people scare about. The truth. What we are living now. But you know what? Reality can be better than our dream as long as we are never give up on it. So yeah, it's depend on are we believe in our dream or not.

But in here, I'm gonna show you that we can have both of them. Yeah, you probably right. This is why this page called 'a place for dream and reality'.

How? You may ask?

I'll answer you with 'do you know how much word have a power of you? how a single story can change you?'

So, I, Risma as this blog's owner, will write you that story.

And I will be grateful if you read this. Thank you to waste your time reading my story. I really appreciate it.

Thursday, August 16, 2012

Stuck In Your Eyes 1: Found You -Part 10


STUCK IN YOUR EYES: FOUND YOU
( #StuckInYourEyes1 )
Made by @Rismafebst

Part 10
“The accident after Prom”

*I’m trying to write this as fast as I can. But I got very busy all dayL. And today, I want to give you all the present for August16th, and this is my present. This part and the next part is kund of special. Wanna know the reason? Just reading it;). And after all, Happy Reading Guys and Gals*




  



          “Greys, I think I should go home now.” Bisik Riccie yang mulai risih dengan prom itu di telinga Greyson.
            “Your wish is my command, young majesty. Let me ride you home then” Balas Greyson.

***

Greyson mengantarkanku pulang dengan Jaguar Hitamnya. Entahlah, perasaan yang aku rasakan berbeda dengan setiap kali Joel mengantarku. Ramuan apa yang ada pada Greyson sebenarnya?
-Riccie

            “We’re arrived, sir.” Ucap supir Greyson.
            “This is your house? Woaaa, Love it!” Celetuk Greyson yang membuka pintu mobil. Tetapi ketika Riccie ingin membuka pintu di sebelahnya, Greyson menahan tangannya. Seketika, jutaan sengatan belut listrik menyerang tubuh Riccie. “A beautiful queen doesn’t need to open her door by herself. Cause there’s her king always open it for her” Ucap Greyson sebelum Riccie bisa membalasnya.
            “Okay, whatever boy.” Hanya kata-kata itu yang bisa Riccie keluarkan. “Hey, wanna go inside?” Tawar Riccie.
            “Inside this pretty queen’s castle? Of course I can’t refuse.” Jawab Greyson.
            “Flirting as much as you like boy. This night is your last chance, Mr. Chance.” Gumam Riccie.

*Riccie’s living room*

            “I’ll make you a cup of coffee. Wait here.” Perintah Riccie.
            “You drink a coffee? You’re a girl” Asks Greyson.
            “Yes, I do. And yes, I’m a girl. And fyi, I’m kind of coffee addict. What’s the matter with that?” Lalu Riccie meninggalkan Greyson.

***

            “Greyson, here the-” Ucapan Riccie terpotong seketika. “Dad?”
            Tetapi orang yang Riccie tidak menghiraukannya sama sekali. Riccie merasa tidak diperdulikan. Tidak penting. Rasanya sakit. Bahkan ayahnya sendiri seperti itu?. Riccie langsung menaruh nampan isi coffee ke meja di depan Greyson. Jujur, ia sekuat tenaga menahan tangisnya.
            Greyson? Ia sangat ingin menguatkan gadis itu. Tetapi this is out of his bussiness. It’s about family. So, what he can do is nothing. ‘But if she falls, I’ll take a hand on this.’ Tekat Greyson.
            Riccie mengulurkan mahkota queen prom dan surat keterangan masuk Santa Monica High School kepada Dad Carl. Greyson melihat itu semua prihatin, ‘Adakah ayah yang tidak sayang terhadap anaknya?’  Hatinya bertanya-tanya. Dan saat itu, Greyson melihat. Semua kejadian itu tepat terjadi di depan sebuah lukisan perempuan yang sangat mirip dengan Riccie. Tebakan Greyson itu adalah ibunda Riccie. Tapi sungguh ia tidak mengerti apa-apa tentang keluarga itu.
            “What is that? The party? Useless things? Come on Riccie, I got a work to do!” Protes Dad Carl. Riccie sakit. Sangat sakit. Tidakkah ayahnya tahu ini adalah impiannya sejak kecil? Menjadi Prom Queen seperti dongeng-dongeng yang pernah ibunya bacakan? Dan masuk sekolah favorite?
            Dan menurut ayahnya, satu-satunya keluarganya sekarang, impiannya tidak berguna?!
            Kemarin, Riccie mungkin masih bisa sabar menghadapi ayahnya. Tetapi sekarang? Ia ingin meluapkan semua kekesalannya kepada ayahnya. Riccie berkata dengan sengit, ”If mom still in here. She will be so glad with this diamond crown and a letter on it. If she still here beside me, not you.”
            Dan secara tak sadar, tangan Dad Carl menampar pipi mulus Riccie. “Watch your mouth girl!” Lalu, Dad Carl menarik mahkota dan surat itu. Mengambil surat dan membuang mahkotanya… Lalu meninggalkan Riccie yang menangis memegangi pipinya.

Aku sayang terhadapnya. Tetapi aku memang bukanlah ibunya. Bisakah ia mengerti?
-dad Carl

***

Aku tak menyangka kehidupan Icci sebegitu rumit. Dibalik semua sikap jutek dan dinginnya? Dibalik setiap tawanya? Dibalik setiap senyumnya? Dia menyembunyikannya dengan sangat baik. Dan aku. Ya aku. Aku bertekad untuk membuat kehidupan Icci tidak sebegitu rumit. Melainkan sebegitu indah.
-Greyson

            Riccie terjatuh. Mukanya dibanjiri oleh cairan bening dari matanya. Lalu ia merasakan pelukan hangat seseorang. Astaga, ia tidak sadar masih ada Greyson disana. Masih ada Greyson yang melihat pertengkaran tadi. Masih ada Greyson yang memeluknya erat sekarang…
            Melalui pelukan itu, Greyson tahu sekarang, Riccie itu amat sangat rapuh. Bagaikan batu karang di laut. Terlihat kuat, padahal tidak.
            Riccie merasakan apa yang ia butuhkan pada pelukan itu, kehangatan dan keamanan. Maka dari itu, ia membiarkan dirinya menangis sepuasnya. Untuk pertama kalinya, di pundak dan pelukan hangat seorang pemuda yang baru dikenalnya. Tapi ia sudah tidak terlalu perduli. Yang Riccie perduli adalah pelukan Greyson membuatnya lebih kuat. Dan Greyson adalah satu-satunya tempat baginya untuk meluapkan emosinya secara bebas sekarang.
            Greyson tidak mengucapkan sepatah kata apapun. Ia hanya diam dan memeluk Riccie erat. Seakan memberikan gadis itu kekuatan.

***

            Entah berapa lama gadis itu menangis di pelukan pemuda tersebut. Dan pemuda tersebut, Greyson, hanya memeluknya erat, erat, dan lebih erat. Hingga beberapa lama kemudian Riccie berhenti menangis dan menatap Greyson dengan tatapan sedih.

Hatiku begitu lirih melihat wajah murung dan tatapan sedih itu. Bekas-bekas air mata masih membekas di wajah itu. Tanpa ada bekas make-up yang luntur. Astaga, wanita ini ke pesta tanpa make up? Such as my type.
-Greyson

            “Hey, everyone told me that Patricia is such a strong girl, the girl who’s keep strong nomatter what happens. Everything gonna be allright, cause Imma right here.” Hibur Greyson yang menghapus bekas air mata di pipi Riccie dengan jari-jarinya.
            “Yeah, I guess you discovered who the real Riccie is. Just keep your mouth shut Grey.” Ucap Riccie lirih.
Greyson memegang pundak Riccie dan tersenyum hangat. “Let me bring you somewhere. Go get change. I’m waiting here.”
Dan sekali lagi yang bisa Riccie lakukan adalah menurut.

***

Pintu kamar Icci terbuka. Seketika gadis dengan kemeja putih longgar yang masih bisa membuat aku melihat tanktop yang ia pakai dan hotpant yang mengekspos sepasang kaki jenjang tersebut. Dan dilengkapi dengan old converse. Made my heart stops a beat. Tetapi raut wajahnya tetap suram. Tetapi aku punya tekat, membuat kesuraman itu hilang.
-Greyson

            “Good. Now, lets go.” Ajak Greyson yang reflek memegang tangan Riccie. Tapi Riccie terlalu lemah untuk menolak.

***

            Saat Riccie dan Greyson sampai di Jaguar Hitam milik Greyson, dengan cepat Greyson menyela, “Wait! Could you stay here? I want to change inside.”
            Dan seketika Riccie sadar apa yang terjadi, jas Greyson basah karena tangisannya tadi. “Oh, I’m trully sorry greys. That was my fault.” Riccie mencoba mengeringkan jas tersebut. Tak sadar akan jarak yang menipis antara dirinya dan Greyson.
            Greyson memegang kedua siku Riccie. Menghentikan apa yang dilakukan Riccie saat itu. “It’s okay Ic.” Lalu tersenyum manis dan masuk ke Jaguar Hitamnya.
            Sedangkan Riccie termenung di depan Jaguar tersebut.

Aku tidak menyangkal, mungkin agak susah untuk berusaha melupakan Greyson setelah hari ini. Terlebih dengan apa yang ia lakukan untukku.
-Riccie

***

            “You can in, Ic” Teriakan Greyson menghapuskan lamunan Riccie. Dan Riccie pun segera masuk ke dalam Jaguar tersebut.
            Tetapi pemandangan makhluk indah di dalamnya membuatnya menarik nafas. Celana coklat. Kaus V-neck. Jaket kulit. Dan converse. Di tambah rambut yang acak-acakan itu.
            “Where we gonna go, actually? This is already late at night, Grey.” Tanya Riccie setelah Jaguar itu melintasi hiruk pikuk Santa Monica waktu malam.
            “Before it’s 12, we can go our destination.” Gumam Greyson yang menancap gas.
            “But where it is?” Tanya Riccie gemas.
            “Midnight Voyage*” jawab Greyson, sempat menatap Riccie dalam sebelum kembali konsentrasi menyetir.
***

*(Pelayaran pada malam hari di Barat sana, biasanya digunakan untuk nge-date)



Thanks for reading;D
Hope u like it~
Feedback is good!
            Sincerely,
            -Risma Skywalker



No comments:

Post a Comment