Risma's few words

Please visit http://www.wattpad.com/Rismafebst for other story from this blog's owner.


As long as I know. There is two different story in our life. One is dream, and other is reality.

Dream. Everyone have, I mean, everyone must have a dream. It's like the goal of our life. What we are fighting for. What we are dying for. But sometimes, a dream can be hard and hurt. It's depend on reality.

Reality. This is what people scare about. The truth. What we are living now. But you know what? Reality can be better than our dream as long as we are never give up on it. So yeah, it's depend on are we believe in our dream or not.

But in here, I'm gonna show you that we can have both of them. Yeah, you probably right. This is why this page called 'a place for dream and reality'.

How? You may ask?

I'll answer you with 'do you know how much word have a power of you? how a single story can change you?'

So, I, Risma as this blog's owner, will write you that story.

And I will be grateful if you read this. Thank you to waste your time reading my story. I really appreciate it.

Thursday, March 29, 2012

Stuck In Your Eyes 1: Found You -Part 1


STUCK IN YOUR EYES: FOUND YOU
( #StuckInYourEyes1 )
Made by @Rismafebst

Part 1~
“Introducing Riccie”

*Sorry guys, I’ve made you all waiting so long for this story. Actually, I already prepared for this story. But, I got a trouble. I lost the file of this story. So I must rewrite this again from the beginningL But after all, Happy Reading Gals and GuysJ*

*WRITER’S POV*


          “Mbok Ijah, Dad Carl kemana?” Tanya seorang gadis yang menuruni anak tangga demi anak tangga di rumah itu.
          “Eh non Riccie, tuannya udah berangkat ke kantor non. Non cantik banget sih. Berangkat sekolah naik apa non?” Balas pembantu asal indonesia itu. Mbok Ijah, sebenarnya namanya tidak terlalu cocok dengan parasnya. Mbok Ijah masih berumur 35 tahun dan berperawakan keibuan yang… cantik untuk seusianya.

          “Oh, Damn It!” Rutuk gadis yang sedang mengambil roti dan susu sarapannya itu. Tapi tatapannya hanya tertuju pada lukisan besar yang menjadi titik fokus rumahnya itu. Tidak ada lukisan keluarga di rumah itu. Hanya ada sebuah lukisan besar yang dibingkai dengan pigura emas nan mewah bagaikan sebuah pintu menuju wonderland apabila ini sebuah fairytale, tapi sayang ini… real life.
          “He’s never care about me, mom.” Gumam gadis itu didepan lukisan mewah itu.
          Di lukisan itu terlukis jelas seorang wanita yang berumur sekitar 30 tahunan. Wanita itu terduduk dengan gaun mewah berwarna pastel yang sangat indah dan cocok dengan warna kulitnya yang sawo matang keputih-putihan. Mata wanita itu berwarna biru, sebiru laut caspian. Bibirnya yang tipis dan berwarna pink tersenyum manis. Wajahnya seakan memancarkan kebahagian bagi siapa saja yang melihatnya.
          Gadis itu terdiam lama di depan lukisan wanita itu, di depan lukisan mendiang ibunya. Gadis yang diketahui dengan nama Patricia Everest Valley. Agak lucu memang, nama gadis itu terdiri dari dua buah simbol, tempat tertinggi dan terendah di daratan ini. ‘Mount Everest’ dan sebuah ‘Valley’ alias lembah. Tapi dia lebih senang dipanggil dengan ‘Riccie’.
          Pandangan gadis itu bergeser pada sebuah cermin besar bergaya mediterania di ruangan itu. Riccie melihat pantulan dirinya di cermin itu. Seorang gadis tinggi dan atletis dengan kulit putih pucat berdiri di hadapannya sekarang. Semua itu yang dia warisi dari ayahnya.
Seorang Carl Joe Valley atau biasa dikenal sebagai Mr. Carl, seorang pebisnis sukses di LA. Lelaki berambut brownhead ini seorang single parents dengan satu anak. Tetapi mereka semua tidak tahu, bagi Riccie lelaki itu hanyalah ‘lelaki super sibuk yang gila kerja dan sangat cuek dengan gadis semata wayangnya’ yang tinggal serumah dengan Riccie.
Tetapi, ia memiliki mata biru yang sama persis dengan kepunyaan ibunya itu. Rambut Long Wavy (long medium) yang bergelombang indah dan sempurna itu campuran antara Brunette dan Blackhead, rambut itu tergerai tanpa pony. Bibir tipisnya yang berwarna pink hasil tiruan dari ibunya juga. Inilah yang Riccie suka dari dirinya, rambut, mata dan bibirnya. Semua itu mengingatkan dia dengan ibunya dan… hometownnya.
Ya, Riccie memang tinggal di LA. Tapi dulu sekali, dia tinggal di Indonesia, hometownnya, tempatnya dia dilahirkan, tempat ia menghabiskan waktu dengan mendiang ibu yang paling ia sayang di dunia ini.
Actually, Riccie adalah seorang gadis blasteran British dan Amenesian (American-Indonesian). Ayahnya British dan ibunya American-Indonesian. Ia lahir di Indonesia dan tinggal di sana hingga… ibunya pergi meninggalkannya. Tapi ia percaya, ibunya selalu melihatnya dari surga :D.
“My eyes, hairs and lips just like you mom.” Gumamnya yang kembali ke alam sadarnya. Sadar ia telah meneteskan air mata, Riccie segera menghapusnya.
“Biasa mbok, bareng Lita, Hana sama Joel. Biasa, skateboarding dong mbok. Masa seorang skatergirl ke sekolah tanpa skateboard” Jawab Riccie itu santai.
          “Ckckck, have fun sweetie. Jangan telalu kecapean nanti asmanya kambuh loh non.” Ingat Mbok Ijah yang memandang anak majikannya itu. Iya sangat tahu bagaimana sifat gadis itu. Ia sudah bekerja kepada keluarga Valley sejak masih ada mendiang ibunya Riccie dan mereka masih tinggal di Indonesia.
          Tapi bagi Mbok Ijah, Riccie melakukan banyak perbedaan dalam hidupnya. Dulu, Riccie adalah gadis manis yang memiliki lesung pipi yang sangat cantik saat dia tersenyum. Tapi sekarang dia sudah tidak pernah melihat senyum itu lagi.
          Beliau hapal setiap kebiasaan gadis itu. Riccie yang boyish, cuek, tomboy, kaya, kesepian, judes, arrogant. Riccie termasuk ke dalam badgirl, tapi dia selalu tau batasannya. Dia juga amat sangat tidak dekat dengan ayahnya. Tapi mbok ijah selalu tahu, inside all of her bad attitude, there’s a cheerful girl, a sweet girl and a beautiful girl. Tapi hanya orang-orang dekat yang sudah mengenalnya sejak lama saja yang mengetahui itu.
          Riccie juga stubborn dan smart seperti ayahnya. Tapi dia juga stubborn outside weak inside seperti almarhum mendiang ibunya. And well, she’s never realize she is beautiful.
          Riccie juga seorang talented girl. Ia seorang photographer handal. She is always do skateboarding skillfully. Seorang gitaris handal, tapi dia tidak bisa bermain piano, LOL.
          Seperti halnya seorang teenager, kerjaan Riccie bermain iTouch (iPod Touch) terus. Tapi entah mengapa nilai-nilainya selalu di atas rata-rata. Di umurnya yang baru beranjak 14 tahun ini, dia juga sudah mau lulus dari 9th grade alias junior high school. Dan akan beranjak ke high school dengan umur yang baru beranjak 14 tahun. Yap, kelas akselerasi.
          Anehnya, walaupun seorang photographer. Riccie tidak pernah suka untuk di photo.
          “Riccie! Riccie!” Panggil dua suara yang paling dihafalnya setiap pagi. Sahabat-sahabatnya telah menjemputnya.
          “Sip mbok. I want to go now, by the way.” Balas Riccie. Lalu ia mengambil skateboardnya dan menyambut suasana menjelang summer di luar.
          Di luar telah menunggunya, dua orang gadis. Yang pertama seoarang gadis blackhead dengan skateboardnya. Dan yang kedua seorang gadis dengan inline skate (sepatu roda).
          “Gmorning, Patricia Everest Valley.” Panggil gadis yang memakai skateboard.
          “Morning too, Lita Andrea Ferguson. And stop calling me with that name.” Balas Riccie.
Yap, gadis yang memakai skateboard, Lita Andrea Ferguson. Salah satu sahabat Riccie. Lita blasteran antara Indonesian-British. Lita juga berasal dari Indonesia. Tapi ia memilih pindah ke LA sewaktu mengetahui Riccie pindah ke LA. Lita juga pandai bermain gitar seperti halnya Riccie. Lita merupakan sosok sahabat yang perduli, setia, dan penolong. Riccie merasa sangat beruntung mempunyai lita sebagai sahabat.
“Tau lita, woo.” Ledek gadis yang memakai inline skate.
“Lo mau gue panggil Hani Jovita McDonough? Or Hani Enchancers? Or Greyson Chance’s future wife?” Tanya Lita meledek.
Yap, satu lagi sahabat Riccie, Hani Jovita McDonough. Cewek blasteran American-Indonesian ini memang tinggal di LA. Bagaimana ceritanya mereka bisa bertemu?. Hani bertemu Riccie di LA. Dan dalam kunjungannya menemui keluarganya di Indonesia, hani pernah bertemu Lita. Hani sama seperti sosok sahabat biasanya. She’s cares about her bestfriend. Tapi diantara mereka bertiga, Hanilah yang paling modis dan amat sangat menyukai party.
“Call me Greyson Chance’s future wife! Yes, I’m an enchancers. Proud to be Enchancers” balas Hani.
“Sorry guys, but… I have no time to updated about Hollywood. So, can somebody tell me who is Greyson Chance?” Tanya Riccie bingung.
“She will” Kata Lita yang menunjuk Hani.
“He is a new artist from YouTube! He covered Gaga’s song with piano. He already have an album named ‘Hold On ‘Til The Night’. And I know all his song, no exception. And I ever met him before. In his concert last week. I got his signature, you know.” Jelas Hani.
“Hani, I ask you who is Greyson? Not what your experience with him-_-.” Ingat Riccie.
“Oh right! That was just a fyi. He is the most cute boy in this world~. And he is my future husband!” Jelas Hani, singkat dan padat.
“Your future husband? How about ur patrick?” Tanya sebuah suara dari belakang.


“Hai Joel.” Sapa Lita mencoba menarik perhatian cowok yang memakai cap dan memegang skateboard kepunyaannya itu.
“Hai Riccie, pretty lady~ Oh hy, Lita.” Sapa Joel.
Joel Russel Boston, sahabat Riccie yang lain. Kapten team basket sekolah Riccie yang berumur 15 tahun ini memang menarik. Ditambah kebiasaannya memakai sebuah cap diatas Blonde hair miliknya. Cowok blasteran Australian-American ini emang satu orang yang paling ngerti Riccie. Joel itu seorang drummerboy, juga skaterboy. Almost perfect, I think. Joel juga bukan cuma sahabat Riccie. Tapi dia tetangga Riccie. Kamarnyalah yang Riccie lihat setiap kali ke balkon kamarnya. Yap, rumah mereka bersebelahan. Yang Riccie suka dari Joel, Joel itu orangnya asik. Dia cuek tapi care sama Riccie. But like every talented boy like him, he is a badboy but he knows the constraint.
“Patrick? Do you know Patrick?” Tanya Hani.
“Patrick? Patrick 9c? Patrick who sit beside Joel?” Tanya Lita.
“Yes. Patrick whos found my locker’s key. He’s so fucking cuteee” Jawab Hani.
“Jeez girl. Don’t you see? It seems like patrick likes you too.” Kata Joel.
“So how about greyson?” Tanya Riccie kepada Hani.
“Well, he just my inspiration. Not my future husband._.V Patrick ohh patrick~” Jawab Hani.
“Ck, Come on! Before we are late.” Ajak Lita.

*skip: Arrived At School*

John Adams Middle School atau lebih dikenal dengan JAMS. Sekolah yang terletak di 16th street, Santa Monica, LA, CA (#ItsTrue) ini memang tidak banyak yang tahu. Tapi bagi Riccie, inilah sekolahnya. Tempat dimana dia menghabiskan waktu-waktu semasa Junior High Schoolnya. Dan sebentar lagi, ia akan lulus dari sekolah ini. Lulus Middle school dengan umur 14 tahun memang tidak mudah, tapi dia berhasil melakukannya.


          “TREETTT… TREETTT…”
          ‘Today, the first lesson is my favorite lesson, Music!’ Ucap Riccie.


Thanks for reading:D Hope you like it!
Give me your feedbackJ
          Sincerely,
          -Risma.


2 comments:

  1. Joel itu yang anggota band freak morice ya? AAAAAA CAKEP PARAH *.*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa, itu Joel Ferguson~ Cuma nama belakangnya aku ganti B-) Cakep dongggg *.*

      Delete