Risma's few words

Please visit http://www.wattpad.com/Rismafebst for other story from this blog's owner.


As long as I know. There is two different story in our life. One is dream, and other is reality.

Dream. Everyone have, I mean, everyone must have a dream. It's like the goal of our life. What we are fighting for. What we are dying for. But sometimes, a dream can be hard and hurt. It's depend on reality.

Reality. This is what people scare about. The truth. What we are living now. But you know what? Reality can be better than our dream as long as we are never give up on it. So yeah, it's depend on are we believe in our dream or not.

But in here, I'm gonna show you that we can have both of them. Yeah, you probably right. This is why this page called 'a place for dream and reality'.

How? You may ask?

I'll answer you with 'do you know how much word have a power of you? how a single story can change you?'

So, I, Risma as this blog's owner, will write you that story.

And I will be grateful if you read this. Thank you to waste your time reading my story. I really appreciate it.

Saturday, July 14, 2012

Stuck In Your Eyes 1: Found You -Part 9


STUCK IN YOUR EYES: FOUND YOU
( #StuckInYourEyes1 )
Made by @Rismafebst

Part 9
“The Prom”

*Happy Reading Guys and GalsJ*



*Late at night, Lita’s room*

            “Ric, lo ajak siapa tanggal 15 agustus nanti?” Pertanyaan Hani membuyarkan lamunan Riccie.
            “Hah? Emang tanggal 15 ada apaan?” Tanya Riccie bingung.
            “Duh, jangan ngelamun mulu neng. Prom night sekalian pengumuman lo masuk sma mana cantik. Gue diajak Chris dan si Hani pasti sama pacarnya, Patrick. Nah lo?” Jawab Lita.
            “Dunno.” Ucap Riccie acuh tak acuh. Lagipula siapa yang perduli dengan dirinya? Huh?

            “Semoga gue sama Patrick jadi prom queen sama king.” Gumam Hani berharap.
            “Gue doain han. Dan Ric, gue pengen lo pake gaun pokoknya. Udah lama lo gak jadi cewek!” Kata Lita. Riccie yang pikirannya entah dimana hanya mengangguk.

*Late at night, Greyson’s room*

Sebenarnya masih ada Brian, Clark, Austin, dan Robbie –sahabatsahabatJoelsekaligussahabatku- untuk ku ajak. Tapi entah karena apa aku memilih mengajak Echond. Orang yang sering chat denganku tapi tak ku kenal. Aku memang aneh akhir-akhir ini.
-Riccie

#Chat via bbm
Icci: Hey, did you free august 15th night?
Echond: Yep, why?
Icci: Gonna go with me?
Echond: Sure if it fun. Where?
Icci: Prom.
Echond: Like seriously?
Icci: hhh, yeah. Why?
Echond: Of course I’d love to!
Icci: Kay, meet me in the middle of the dance floor at 11 pm. I’ll send you the address. Gotta go. Bye. Thanks btw.
#End of chat

Sebenarnya tentu saja malam itu aku sibuk. Tapi apasih yang tidak untuk pergi ke prom bersama Icci?
-Greyson

*The Prom*

            Setiap mata memandang gadis perparas menawan dengan mata birunya itu. Gelombang-gelombang pada rambut brunette-blackheadnya tergerai fantastik. Wajahnya yang putih asli no make up. Bibirnya yang dipoles dengan sedikit lipgloss. Dan matanya yang memang dasarnya dalam dan teduh. Memakai gaun hitam putih indah. Percampuran antara gaya boyish dan chic itu membuatnya seperti seorang princess di tengah-tengah battlefield. Sungguh menawan di tambah high heels lether boots-nya yang berwarna senada.
            Gadis bernama Riccie itu melirik jam dinding, pukul 10.59 pm. Iapun menunggu di tengah lantai dansa. Sampai sebuah tangan kuat tapi lembut menyentuh bahunya yang terekspos bebas di luar gaunnya…

***

            Beberapa mata menghujam kepadaku. Untunglah tuxedo hitam dengan dalaman putih yang kupakai ini membuatku nyaman. Dan saat itu juga aku melihatnya di tengah lantai dansa. Riccie. Perlahan aku menyentuh bahunya yang lembut itu…

***

            “Lit! lo harus liat ini!” Pekik Hani ketika menyadari kemana mata-mata melihat sekarang. Riccie bersama… Greyson Chance?!
            Lita menatap Hani garang. Namun Hani hanya melirik Riccie dan pasangannya untuk memberitahu Lita. “Ohgod! Gue gak ngangka idola lo bisa dateng kesini! Jadi pasangan si Riccie kita lagi!” Teriak Lita keras.

***

            Riccie menoleh ke belakang dan sama sekali tidak menyangka apa yang ada disana. Mata-mata perempuan lain yang menatapnya iri. Senyuman hangat dari lelaki di hadapannya sekarang. Dengan tangannya yang masih berada di bahu Riccie. Hal itu membuat ricci tidak bisa berbuat apa-apa. Breathless, speechless, dan… fearless. Ia hanya menatap lelaki di hadapannya heran.
            Greyson mengetahui arti tatapan itu. “Yes, I’m your echond. Yes, Echond is Greyson Chance” Bisiknya. Riccie tak pernah menyangka akan seperti ini. Pasangannya adalah echond yang ternyata seorang anak laki-laki menyebalkan yang selalu mengganggunya bernama Greyson Chance.
            “If I know it was you. I won’t ask him.” Bisik Riccie garang. Tetapi saat itu musik dance mulai diputar. Dan pasangan demi pasangan mulai memasuki dance floor itu.
            Greyson tersenyum nakal dan menarik Riccie ke dalam pelukannya. Tentu saja dalam posisi berdansa. Tapi Greyson menikmati setiap detik dan setiap volt yang menyerangnya saat berada di dekat makhluk magis di depannya ini.
            “Can you be with me just in this night? I promise it will be wonderful. You won’t be regret.” Bisik Greyson lembut di telinga Riccie. Membuat Riccie merasakan sebuah sensasi asing yang membuatnya… bahagia.
            Riccie bertanya dengan keras, “Dance with me, my Lord?”. Dan malam penuh keajaiban baru saja dimulai.

***

God! She’s a pretty good dancer dude! Luckily I asked Cody to teaching me before.
-Greyson

            Kaki mereka mulai bergerak mengikuti tempo musik. Jarak mereka sangat tidak jauh, melainkan hampir bisa dikatakan seperti posisi dua orang yang akan berciuman. Mata mereka saling menatap dalam satu sama lain. Tangan mereka saling bertautan menopang tubuh satu sama lain. Layaknya sebuah kesatuan. Tanpa sadar, pasangan lain telah berhenti. Membuat mereka berdua dalam euforia dansa mereka sendiri. Di tengah-tengah lantai dansa itu.
            Ada dimana suatu gerakan yang membuat Riccie tergendong dalam dansa itu. Dan saat musik berhenti, Riccie berada di dalam dekapan dan pelukan seorang Greyson Chance dalam posisi terlungkup. Dan ketika Riccie menaikkan kepala menghadap Greyson hampir saja bibir mereka bersentuhan. Hal itu cukup mampu untuk membuat jantung keduanya berdetak entah berapa kali lebih cepat, dan dengan irama yang satu. Detak yang sama.
            Tepukan riuh menggelegar saat mereka berhenti. “You’re fantastik!” Ucap Greyson yang melepas pelukannya tapi masih tetap memegang tangan Riccie.
            Riccie masih harus mengontrol detak jantungnya. “You too. Hey, let’s get fresh air outside.” Usulnya yang tanpa sadar menarik tangan Greyson yang masih bertaut dengan tangannya.

***

Get fresh air outside? Or that just a reason to be together in this garden? Idk. But clearly, It’s make me happy.
-Greyson

            “Hey, you know what? You are a really profesional photograper. Someday, I wish I can capture someday as life as you do now.” Pertanyaan Greyson memecahkan kesunyian kebun belakang JAMS itu.
            “Thanks. Oh, you will. For me, photography is as important as my life. That the only thing I learn when I was child.” Jawab Riccie ramah. Entah apa yang membuatnya ramah seperti itu.
            “You’re really impresive.” Gumam Greyson.
            “I heard that, fyi. Thanks again then. And how about you? You are a genious in math. It doesn’t mean I’m not. But you just. Just better than me. Hard to admit. Haha.” Lalu dua insan ini berlebur dengan tawa.
            “Hahahahaha. But at least you must admit I’m smarter than you, girl.” Balas greyson. Tangan Greyson tergerak untuk mengacak rambut indah itu lembut.
            Entah apa yang ada di kepala Riccie. Iya membiarkan Greyson melakukannya. Mungkinkah ia telah jatuh terlalu dalam ke dalam pesona laki-laki di sampingnya ini? Entahlah. Yang jelas, she loves the way Greyson did that. “Yeahyeahyeah, up to you boy.”
            “You just jealous guitar girl.” Ejek Greyson main-main.
            “And you do not jealous piano boy? Huh.” Balas Riccie ikut main-main.
            “Just realize. I love your guitar play girl. A lot. And that cool guitar. The white one. With your beautiful voice. That’s fantastic.” Jujur Greyson. Mereka berhenti berjalan. Diam di tempat.
            “The name is white hug. Haha. Well, just realize too. Your piano play isn’t as bad as I think. I love it, instead. Kind of make me fearless. And yeah be honest, I jealous with your play.” Jujur Riccie.
            “You jealous? So, I jealous too. I jealous with someone you loved. I jealous with someone who’s make you fearless.” Ucap Greyson.
            “Why? Your play make me fearless btw.” Tanya Riccie bingung.
            “Good then. Because I want to be someone you loved, beautiful.” Jawab Greyson yang mengalungkan lengannya di pundak Riccie.
            Reflek, Riccie menghindar. “I’ll be friend with you. Just for tonight. After that, we’re stranger. Keep it that way. And don’t flirt me. I warn you.” Tegas Riccie marah.

Tidak dingin denganku hanya untuk malam ini saja? Apa ia yakin ia bisa? Aku tahu dari tatapannya. Tapi lebih baik mundur untuk melompat lebih lebih jauh bukan? Maka, aku melakukannya.
-Greyson

            “Child girl. I don’t mind to flirt you. If you want that, we do that. Keep it that way.” Balas Greyson penuh pengertian.
            “Sorry.” Raut muka Riccie benar-benar menyesal.
            “Don’t worry. It’s okay.” Jawaban Greyson menenangkan Riccie.
            “Btw, we should go back inside. The party almost over.” Ajak Riccie. Tampak tidak menyadari sesuatu yang Greyson sadari. Tapi seperti kata mereka tadi, keep it that way.

Aku tahu. Ya, aku tahu. Aku tahu aku sudah berhasil menyelinap sedikit lebih sukses ke dalam benteng pertahanan yang dibuat gadis itu. Karena ada satu yang dia tak sadari tapi kusadari, tangan. Tangan kami bertaut. Tak terlepas sedari tadi.
-Greyson

***

            “Well done student. You all doing great this year. Now, before we notice your high school.  We’ll choose the prom queen and king!” Ucap Ms. Santana, guru musik Riccie.
            “I’m glad you ask me to here.” Bisikan Greyson tepat di telinga Riccie itu menggelitiknya. Membuat buku kudunya meremang.
            “Why?” tanya Riccie menutupi detak jantungnya.
            “Because I can watch this moment. I can know your high school. And I got a chance to be your king.” Jawab Greyson. Riccie salah. Ia terlalu salah menanyakan hal ini. Kini, detak jantungnya berpacu lebih tidak wajar lagi.
            “Shut up boy.” Hanya itulah yang bisa dikeluarkan Riccie. Semua indranya terkunci. Tidak mau melaksanakan perintahnya. Dan kunci itu ada pada Greyson…
            “Hello, every single couple in here. Every person who’s deeply in loce each other. Now, I wanna tell you who’s our queen and king!” Suara ceria Hani menyelingkupi dance floor itu.
            Hani membuka amplop itu dan berteriak, “Oh my goshh! You guys will predict this is happens! Give it up for our queen and king! Patricia Valley and Greyson Chance! Congrats you too! That was the best dance ever! Love you Ricciee!”
            Lalu Hani berlari ke arah Riccie dan memeluknya. Lita yang datang entah dari mana, ikut memeluknya. “Go you two! Go to stage!” Paksa Lita sehabis melepas pelukannya. Hana dan Lita bahagia. Karena sahabatnya sudah tamat menjadi seorang mayat hidup.
            Di stage, sesudah mereka dianugerahkan mahkota mereka. Greyson menyelinapkan jari-jarinya di antara jari-jari Riccie. Dan menggenggamnya erat. Riccie? Ia tak mampu menolak pesona Greyson.
            Dan disanalah, di atas stage, di hadapan bejibun pasang mata, Greyson mengecup kening Riccie lembut. Dan Riccie entah mengapa, tetap tidak bisa melakukan apa-apa. Ia menyukai momen ini. Tapi Greyson juga telah memasuki wilayah yang seharusnya tidak dia masuki. Tapi sekali lagi, yang bisa Riccie lakukan adalah tidak ada.

Aku bingung kenapa gaya magnet dari pesona Greyson begitu kuat dan begitu hebat dampaknya pada diriku.
-Riccie

***

            “Okayokay, congrats for my little angel and her boy. Now, because of you, Riccie, became our queen. I’ll announ your high school the first.” Pemberitahuan Ms. Santana. “And you sweety, this night is your night.” Lanjutnya.
            “You make my heart stop a beat in there yaknow.” Omel Riccie kepada Greyson.
            “No effence. Sorry. But now, sweety, listen to your teacher carefully.” Bela greyson yang ikut-ikutan memanggil Riccie sweety.
            “Patricia Everest Valley you’re accepted in Santa Monica High School with the highest score!” Teriak Ms. Santana.
            “I couldn’t believe this! Thanks god!” Pekik Riccie. Dan reflek ia memeluk orang di sampingnya, orang yang dari tadi menggenggam tanganya, Greyson. Dan Greyson, tentu saja, membalasnya bahagia.
            Ketika semua mata menatapnya barulah Riccie sadar apa yang ia lakukan. Reflek lagi, ia melepas pelukannya. “Sorry” Gumamnya menyesal.
            “I’d love your sorry, sweetheart.” Gumam Greyson tersenyum nakal.


Thanks for reading;)
Hope you like it(:
I insist for feedback?
            Sincerely,
            -Rismaupil

1 comment: