STUCK IN YOUR
EYES: FOUND YOU
(
#StuckInYourEyes1 )
Made by
@Rismafebst
Part 9
“The Prom”
*Happy Reading
Guys and GalsJ*
*Late at night,
Lita’s room*
“Ric, lo ajak siapa tanggal 15
agustus nanti?” Pertanyaan Hani membuyarkan lamunan Riccie.
“Hah? Emang tanggal 15 ada apaan?”
Tanya Riccie bingung.
“Duh, jangan ngelamun mulu neng.
Prom night sekalian pengumuman lo masuk sma mana cantik. Gue diajak Chris dan
si Hani pasti sama pacarnya, Patrick. Nah lo?” Jawab Lita.
“Dunno.” Ucap Riccie acuh tak acuh.
Lagipula siapa yang perduli dengan dirinya? Huh?
“Semoga gue sama Patrick jadi prom
queen sama king.” Gumam Hani berharap.
“Gue doain han. Dan Ric, gue pengen
lo pake gaun pokoknya. Udah lama lo gak jadi cewek!” Kata Lita. Riccie yang
pikirannya entah dimana hanya mengangguk.
*Late at night,
Greyson’s room*
Sebenarnya masih
ada Brian, Clark, Austin, dan Robbie –sahabatsahabatJoelsekaligussahabatku-
untuk ku ajak. Tapi entah karena apa aku memilih mengajak Echond. Orang yang sering
chat denganku tapi tak ku kenal. Aku memang aneh akhir-akhir ini.
-Riccie
#Chat
via bbm
Icci:
Hey, did you free august 15th night?
Echond:
Yep, why?
Icci:
Gonna go with me?
Echond:
Sure if it fun. Where?
Icci:
Prom.
Echond:
Like seriously?
Icci:
hhh, yeah. Why?
Echond:
Of course I’d love to!
Icci:
Kay, meet me in the middle of the dance floor at 11 pm. I’ll send you the
address. Gotta go. Bye. Thanks btw.
#End
of chat
Sebenarnya tentu
saja malam itu aku sibuk. Tapi apasih yang tidak untuk pergi ke prom bersama
Icci?
-Greyson
*The Prom*
Setiap mata memandang gadis perparas
menawan dengan mata birunya itu. Gelombang-gelombang pada rambut
brunette-blackheadnya tergerai fantastik. Wajahnya yang putih asli no make up.
Bibirnya yang dipoles dengan sedikit lipgloss. Dan matanya yang memang dasarnya
dalam dan teduh. Memakai gaun hitam putih indah. Percampuran antara gaya boyish
dan chic itu membuatnya seperti seorang princess di tengah-tengah battlefield.
Sungguh menawan di tambah high heels lether boots-nya yang berwarna senada.
Gadis bernama Riccie itu melirik jam
dinding, pukul 10.59 pm. Iapun menunggu di tengah lantai dansa. Sampai sebuah
tangan kuat tapi lembut menyentuh bahunya yang terekspos bebas di luar gaunnya…
***
Beberapa mata menghujam kepadaku.
Untunglah tuxedo hitam dengan dalaman putih yang kupakai ini membuatku nyaman.
Dan saat itu juga aku melihatnya di tengah lantai dansa. Riccie. Perlahan aku
menyentuh bahunya yang lembut itu…
***
“Lit! lo harus liat ini!” Pekik Hani
ketika menyadari kemana mata-mata melihat sekarang. Riccie bersama… Greyson
Chance?!
Lita menatap Hani garang. Namun Hani
hanya melirik Riccie dan pasangannya untuk memberitahu Lita. “Ohgod! Gue gak
ngangka idola lo bisa dateng kesini! Jadi pasangan si Riccie kita lagi!” Teriak
Lita keras.
***
Riccie menoleh ke belakang dan sama
sekali tidak menyangka apa yang ada disana. Mata-mata perempuan lain yang
menatapnya iri. Senyuman hangat dari lelaki di hadapannya sekarang. Dengan
tangannya yang masih berada di bahu Riccie. Hal itu membuat ricci tidak bisa
berbuat apa-apa. Breathless, speechless, dan… fearless. Ia hanya menatap lelaki
di hadapannya heran.
Greyson mengetahui arti tatapan itu.
“Yes, I’m your echond. Yes, Echond is Greyson Chance” Bisiknya. Riccie tak
pernah menyangka akan seperti ini. Pasangannya adalah echond yang ternyata
seorang anak laki-laki menyebalkan yang selalu mengganggunya bernama Greyson
Chance.
“If I know it was you. I won’t ask
him.” Bisik Riccie garang. Tetapi saat itu musik dance mulai diputar. Dan
pasangan demi pasangan mulai memasuki dance floor itu.
Greyson tersenyum nakal dan menarik
Riccie ke dalam pelukannya. Tentu saja dalam posisi berdansa. Tapi Greyson
menikmati setiap detik dan setiap volt yang menyerangnya saat berada di dekat
makhluk magis di depannya ini.
“Can you be with me just in this
night? I promise it will be wonderful. You won’t be regret.” Bisik Greyson
lembut di telinga Riccie. Membuat Riccie merasakan sebuah sensasi asing yang
membuatnya… bahagia.
Riccie bertanya dengan keras, “Dance
with me, my Lord?”. Dan malam penuh keajaiban baru saja dimulai.
***
God! She’s a
pretty good dancer dude! Luckily I asked Cody to teaching me before.
-Greyson
Kaki mereka mulai bergerak mengikuti
tempo musik. Jarak mereka sangat tidak jauh, melainkan hampir bisa dikatakan
seperti posisi dua orang yang akan berciuman. Mata mereka saling menatap dalam
satu sama lain. Tangan mereka saling bertautan menopang tubuh satu sama lain.
Layaknya sebuah kesatuan. Tanpa sadar, pasangan lain telah berhenti. Membuat
mereka berdua dalam euforia dansa mereka sendiri. Di tengah-tengah lantai dansa
itu.
Ada dimana suatu gerakan yang
membuat Riccie tergendong dalam dansa itu. Dan saat musik berhenti, Riccie
berada di dalam dekapan dan pelukan seorang Greyson Chance dalam posisi
terlungkup. Dan ketika Riccie menaikkan kepala menghadap Greyson hampir saja
bibir mereka bersentuhan. Hal itu cukup mampu untuk membuat jantung keduanya berdetak
entah berapa kali lebih cepat, dan dengan irama yang satu. Detak yang sama.
Tepukan riuh menggelegar saat mereka
berhenti. “You’re fantastik!” Ucap Greyson yang melepas pelukannya tapi masih
tetap memegang tangan Riccie.
Riccie masih harus mengontrol detak
jantungnya. “You too. Hey, let’s get fresh air outside.” Usulnya yang tanpa
sadar menarik tangan Greyson yang masih bertaut dengan tangannya.
***
Get fresh air
outside? Or that just a reason to be together in this garden? Idk. But clearly,
It’s make me happy.
-Greyson
“Hey, you know what? You are a
really profesional photograper. Someday, I wish I can capture someday as life
as you do now.” Pertanyaan Greyson memecahkan kesunyian kebun belakang JAMS
itu.
“Thanks. Oh, you will. For me, photography
is as important as my life. That the only thing I learn when I was child.”
Jawab Riccie ramah. Entah apa yang membuatnya ramah seperti itu.
“You’re really impresive.” Gumam
Greyson.
“I heard that, fyi. Thanks again
then. And how about you? You are a genious in math. It doesn’t mean I’m not.
But you just. Just better than me. Hard to admit. Haha.” Lalu dua insan ini
berlebur dengan tawa.
“Hahahahaha. But at least you must
admit I’m smarter than you, girl.” Balas greyson. Tangan Greyson tergerak untuk
mengacak rambut indah itu lembut.
Entah apa yang ada di kepala Riccie.
Iya membiarkan Greyson melakukannya. Mungkinkah ia telah jatuh terlalu dalam ke
dalam pesona laki-laki di sampingnya ini? Entahlah. Yang jelas, she loves the
way Greyson did that. “Yeahyeahyeah, up to you boy.”
“You just jealous guitar girl.” Ejek
Greyson main-main.
“And you do not jealous piano boy?
Huh.” Balas Riccie ikut main-main.
“Just realize. I love your guitar
play girl. A lot. And that cool guitar. The white one. With your beautiful
voice. That’s fantastic.” Jujur Greyson. Mereka berhenti berjalan. Diam di
tempat.
“The name is white hug. Haha. Well,
just realize too. Your piano play isn’t as bad as I think. I love it, instead.
Kind of make me fearless. And yeah be honest, I jealous with your play.” Jujur
Riccie.
“You jealous? So, I jealous too. I
jealous with someone you loved. I jealous with someone who’s make you fearless.”
Ucap Greyson.
“Why? Your play make me fearless
btw.” Tanya Riccie bingung.
“Good then. Because I want to be
someone you loved, beautiful.” Jawab Greyson yang mengalungkan lengannya di
pundak Riccie.
Reflek, Riccie menghindar. “I’ll be
friend with you. Just for tonight. After that, we’re stranger. Keep it that
way. And don’t flirt me. I warn you.” Tegas Riccie marah.
Tidak dingin
denganku hanya untuk malam ini saja? Apa ia yakin ia bisa? Aku tahu dari
tatapannya. Tapi lebih baik mundur untuk melompat lebih lebih jauh bukan? Maka,
aku melakukannya.
-Greyson
“Child girl. I don’t mind to flirt
you. If you want that, we do that. Keep it that way.” Balas Greyson penuh
pengertian.
“Sorry.” Raut muka Riccie
benar-benar menyesal.
“Don’t worry. It’s okay.” Jawaban
Greyson menenangkan Riccie.
“Btw, we should go back inside. The
party almost over.” Ajak Riccie. Tampak tidak menyadari sesuatu yang Greyson
sadari. Tapi seperti kata mereka tadi, keep it that way.
Aku tahu. Ya, aku
tahu. Aku tahu aku sudah berhasil menyelinap sedikit lebih sukses ke dalam
benteng pertahanan yang dibuat gadis itu. Karena ada satu yang dia tak sadari
tapi kusadari, tangan. Tangan kami bertaut. Tak terlepas sedari tadi.
-Greyson
***
“Well done student. You all doing
great this year. Now, before we notice your high school. We’ll choose the prom queen and king!” Ucap Ms.
Santana, guru musik Riccie.
“I’m glad you ask me to here.”
Bisikan Greyson tepat di telinga Riccie itu menggelitiknya. Membuat buku
kudunya meremang.
“Why?” tanya Riccie menutupi detak
jantungnya.
“Because I can watch this moment. I
can know your high school. And I got a chance to be your king.” Jawab Greyson.
Riccie salah. Ia terlalu salah menanyakan hal ini. Kini, detak jantungnya
berpacu lebih tidak wajar lagi.
“Shut up boy.” Hanya itulah yang
bisa dikeluarkan Riccie. Semua indranya terkunci. Tidak mau melaksanakan
perintahnya. Dan kunci itu ada pada Greyson…
“Hello, every single couple in here.
Every person who’s deeply in loce each other. Now, I wanna tell you who’s our
queen and king!” Suara ceria Hani menyelingkupi dance floor itu.
Hani membuka amplop itu dan
berteriak, “Oh my goshh! You guys will predict this is happens! Give it up for
our queen and king! Patricia Valley and Greyson Chance! Congrats you too! That
was the best dance ever! Love you Ricciee!”
Lalu Hani berlari ke arah Riccie dan
memeluknya. Lita yang datang entah dari mana, ikut memeluknya. “Go you two! Go
to stage!” Paksa Lita sehabis melepas pelukannya. Hana dan Lita bahagia. Karena
sahabatnya sudah tamat menjadi seorang mayat hidup.
Di stage, sesudah mereka
dianugerahkan mahkota mereka. Greyson menyelinapkan jari-jarinya di antara
jari-jari Riccie. Dan menggenggamnya erat. Riccie? Ia tak mampu menolak pesona
Greyson.
Dan disanalah, di atas stage, di
hadapan bejibun pasang mata, Greyson mengecup kening Riccie lembut. Dan Riccie
entah mengapa, tetap tidak bisa melakukan apa-apa. Ia menyukai momen ini. Tapi
Greyson juga telah memasuki wilayah yang seharusnya tidak dia masuki. Tapi
sekali lagi, yang bisa Riccie lakukan adalah tidak ada.
Aku bingung
kenapa gaya magnet dari pesona Greyson begitu kuat dan begitu hebat dampaknya
pada diriku.
-Riccie
***
“Okayokay, congrats for my little
angel and her boy. Now, because of you, Riccie, became our queen. I’ll announ
your high school the first.” Pemberitahuan Ms. Santana. “And you sweety, this
night is your night.” Lanjutnya.
“You make my heart stop a beat in
there yaknow.” Omel Riccie kepada Greyson.
“No effence. Sorry. But now, sweety,
listen to your teacher carefully.” Bela greyson yang ikut-ikutan memanggil
Riccie sweety.
“Patricia Everest Valley you’re
accepted in Santa Monica High School with the highest score!” Teriak Ms.
Santana.
“I couldn’t believe this! Thanks
god!” Pekik Riccie. Dan reflek ia memeluk orang di sampingnya, orang yang dari
tadi menggenggam tanganya, Greyson.
Dan Greyson, tentu saja, membalasnya bahagia.
Ketika semua mata menatapnya barulah
Riccie sadar apa yang ia lakukan. Reflek lagi, ia melepas pelukannya. “Sorry”
Gumamnya menyesal.
“I’d love your sorry, sweetheart.”
Gumam Greyson tersenyum nakal.
Thanks
for reading;)
Hope
you like it(:
I
insist for feedback?
Sincerely,
-Rismaupil
KEREN RIS
ReplyDelete